Sabtu, 31 Desember 2011

Debu Berkilauan di Angkasa

Debu itu butiran kotor yang tidak ada gunanya dan tidak ada tujuannya! Itu kan yang ada dalam benak kita ketika melihat debu dan kemudian membersihkannya? Tapi di ruang angkasa, debu merupakan bahan penting dalam pembentukan bintang.



Astronom sering berbicara tentang bintang sebagai bola gas raksasa, tapi di dalamnya terdapat banyak sekali debu. Sekarang, yuk lihat foto di halaman ini. Foto ini berasal dari sebuah area di ruang angkasa dimana bintang – bintang baru dilahirkan, dan dikenal dengan nama Nebula Carina. Bagian yang berwarna oranye merupakan obyek yang mengisi bagian terbesar di area itu – dan itu semua adalah DEBU!

Tidak seperti partikel gas, debu tidak hanya digunakan sebagai bahan bakar yang memberi tenaga bagi bintang. Tapi tanpa debu, bintang tidak akan lahir. Bintang hanya bisa terbentuk keika materi di area pembentukan bintang cukup rapat. Disinilah butiran-butiran debu memberi kontribusi yang sangat penting dalam membentuk sebuah bintang baru.

Ada beberapa area di Nebula Carina yang cukup rapat untuk membentuk bintang baru dalam beberapa juta tahun ke depan. Dan bintang masif yang ditemukan di Nebula akan dapat membantu mendorong gas dan partikel gas untuk bersatu.

Angin dari bintang masif yang ditemukan itu akan meniup materi untuk berkumpul – seperti dedaunan dan sampah yang tertiup angin di hari yang berangin. Bintang masif juga mengakhir hidupnya dalam ledakan yang sangat kuat yang dikenal sebagai ledakan supernova. Saat terjadi ledakan supernova, materi akan mendapat bantuan untuk segera terkumpul dan bintang baru pun bisa segera terbentuk!

Fakta menarik : Berat gabungan gas dan debu di Nebula Carina berkisar 140000 kali Matahari!

Source : http://langitselatan.com/2011/12/30/debu-yang-berkilau-di-angkasa/ and http://www.unawe.org/kids/unawe1144/


sponsored by crystal x
»»  READMORE >>

Minggu, 20 November 2011

Ledakan Matahari Tak Terjadi di 2012

Banyak orang yang merasa takut solar flare raksasa yang mematikan bisa melemparkan energi yang besar untuk menghancurkan bumi. Terlebih, fakta akurat mengungkap aktivitas matahari saat ini lerengan uapnya berada pada siklus 11 tahun. Dalam kondisi seperti ini, semua orang mempercayai bahwa 2012 merupakan saat bagi lidah matahari atau solar flare itu melemparkan energinya.

Tapi siklus matahari ini telah terjadi selama ribuan tahun. Setiap orang yang telah berumur 11 tahun telah melalui siklus tersebut, dan terbukti tidak merasakan bahaya seperti yang dikhawatirkan. Sebagai tambahan, puncak siklus matahari maksimal diprediksi terjadi pada akhir tahun 2013 atau awal 2014, dan bukan 2012.

Tapi hal terpenting adalah, solar flare terbesar pun tak memiliki cukup kekuatan untuk menghancurkan bumi secara fisik. Ini bukan berarti cuaca luar angkasa tidak berdampak bagi bumi. Meski ledakan panas dari nyala api matahari tidak membawa kerusakan bagi bumi, tapi radiasi elektromagnetik dan partikel energi tentunya dapat merusak.

Lidah matahari secara bertahap dapat mengubah lapisan teratas atmosfer dan menciptakan gangguan sinyal transmisi, seperti satelit GPS bumi yang dapat menyebabkan atmosfer menjadi tidak berfungsi dalam beberapa meter. Fenomena lain dihasilkan oleh aktivitas matahari menciptakan gangguan lebih merusak. Seperti diketahui sebuah ledakan besar di atmosfer matahari (CME), mendorong semburan partikel dan fluktuasi elektromagnetik ke dalam atmosfer bumi.

Flukutuasi ini dapat menyebabkan fluktuasi listrik di tanah yang dapat meniupkan transformator dalam kekuatan jaringan. Ledakan atmosfer matahari juga dapat bertabrakan dengan listrik di satelit dan mengganggu sistem tersebut.



Di dunia yang bergantung pada teknologi seperti saat ini, kerusakan satelit tersebut jelas sangat merugikan. Karena, sebagian besar orang bergantung pada ponsel dan kendali GPS untuk peta dan navigasi pesawat, dan kerusakan satelit itu juga dapat mematikan transaksi keuangan secara online. Jadi, masalah cuaca luar angkasa jelas merupakan hal yang serius.

Problem yang sama juga terjadi saat ada badai. Seseorang dapat melindungi diri setelah mendapat informasi terkini, untuk kemudian melakukan persiapan sebelum kejadian. Selama badai terjadi, pemilik rumah dapat tetap tinggal atau lari dengan mematikan listrik.

Dengan analogi yang sama, ilmuwan di NASA dan NOAA berusaha mendapatkan informasi terkini dengan cepat, untuk memberi peringatan kepada perusahaan listrik, operator luar angkasa, dan pilot pesawat, sebelum sebuah ledakan atmosfer matahari datang ke bumi. Sehingga, antisipasi pun bisa dilakukan.

Meningkatkan kemampuan memprediksi cuaca yang dilakukan beberapa dekade yang lalu merupakan salah satu alasan dilakukannya studi matahari dan cuaca luar angkasa NASA. Kita tidak dapat mengabaikan cuaca luar angkasa, tapi kita dapat mengambil tindakan yang sesuai untuk melindungi diri kita.

Source : vivanews.com
»»  READMORE >>

Desember Mendatang, Meteor Geminid Hiasi Langit

Hujan meteor Leonid bukan hujan terakhir yang bakal dinikmati warga bumi tahun ini. Desember nanti, langit juga akan dihiasi 'atraksi' meteor Geminid. Tepatnya 14 Desember.

"Jumlahnya tahun ini akan lebih banyak dibandingkan tahun lalu, sekitar 20 meteor per jam," kata astronom Observatorium Bosscha, Evan I. Akbar, saat dihubungi VIVAnews, Jumat 18 November 2011.

Hujan meteor Geminid, Evan melanjutkan, mencapai puncaknya tahun 1998 silam. "Waktu itu jumlahnya sampai 1.000 meteor per jam. Setiap tahun jumlahnya memang berbeda-beda," kata dia.

Berbeda dengan karakteristik Leonid yang berwarna merah dan hijau dengan ukuran sebesar kerikil, Geminid memiliki warna lebih beragam tergantung bahan meteornya. "Ada biru, oranye, hijau kalau bahannya dari silikat, merah karena pengaruh magnesium, dan warna-warna lainnya," kata Evan.



Sementara ukuran meteor ini seperti umumnya meteor normal, sebesar butiran pasir. Kecepatan Geminid menghujam bumi sekitar 50 km per detik. "Meteor bisa dilihat dengan mata telanjang, dengan catatan cuaca cerah," kata Evan yang juga koordinator kunjungan observatorium yang berlokasi di Bandung itu.

Hujan meteor masih akan berlanjut hingga 2012 mendatang yang diperkirakan akan terjadi sebanyak 10 kali dengan waktu dan jenis berbeda. "Paling dekat 4 Januari, saat itu langit akan dihiasi hujan meteor Aquarid," ujar Evan.

Source : vivanews.com
»»  READMORE >>

Penemuan Gunung Besar di Batu Angkasa

Saat ini, para ilmuwan yang bekerja dengan pesawat ruang angkasa Dawn sedang membuat dampak besar dengan penemuan baru : salah satu gunung terbesar di Tata Surya berhasil ditemukan di asteroid!

Asteroid adalah gumpalan materi batuan dan es di angkasa. Usianya sudah sangat tua dan terbentuk saat Tata Surya lahir. Sebagian besar asteroid di Tata Surya ditemukan di antara planet Mars da Jupiter – sebuah area yang disebut Sabuk Ateroid.



Dengan mempelajari asteroid, para astronom bisa mempelajari pementukan Tata Surya. Karena itulah astronom mengirim wahana ruang angkasa Dawn dalam perjalanan 4 tahun ke asteroid bernama Vesta yang berada di Sabuk Asteroid. Semenjak bulan Juli, Dawn sudah berada di orbit di sekitar asteroid memotret permukaan batu angkasa tersebut.

Vesta ukurannya jauh lebih kecil dari Bumi. Kalau Bumi diisi oleh asteroid sebesar Vesta, maka dibutuhkan 14000 asteroid Vesta untuk bisa mengisi Bumi!. Nah, meskipun hanya batuan kecil, foto yang dipotret wahana Dawn menunjukkan kalau Vesta memiliki gunung terbesar di Tata Surya di permukaannya. Gunung besar ini memiliki ketinggian 20000 meter atau dua kali tinggi gunung tertinggi di Bumi!.

Juli tahun depan, wahana ruang angkasa Dawn akan meninggalkan Vesta menuju Ceres, asteroid terbesar di Tata Surya. Untuk menjelajahi kedua asteroid wahana Dawn menggunakan tipe mesin baru yang disebut “kendali ion” - terdengar seperti di Star Trek ?

Source : LangitSelatan.com
»»  READMORE >>

Minggu, 30 Oktober 2011

Misteri 90% Galaksi Yang Tak Tampak

Sudah sejak lama para astronom mengetahui bahwa dalam berbagai survey alam semesta pada jarak yang sangat jauh, ada sejumlah besar fraksi dari cahaya instrinsik yang tidak teramati. Namun mereka tak pernah menyangka kalau bagian yang tak teramati itu sangat besar. Mengapa demikian? Simak penjelasannya.


Pengamatan modern saat ini, khususnya pada survey yang “sangat dalam” dengan menggunakan 2 dari 4 teleskop raksasa 82 meter pada Very Large Telescope (VLT) milik ESO dan filter yang dibangun dengan unik maka para astronom bisa menentukan fraksi besar galaksi yang cahayanya membutuhkan waktu 10 milyar tahun untuk sampai ke kita namun dalam kenyataannya tak pernah tiba. Survei ini juga membantu para astronom untuk mengungkap beberapa galaksi yang sangat lemah yang pernah ditemukan pada masa awal alam semesta.

Pada umumnya, para astronom menggunakan karakteristik yang kuat seperti sidik jari cahaya yang dipancarkan oleh hidrogen yang juga dikenal sebagai garis lyman-alfa, untuk menyelidiki jumlah bintang yang terbentuk pada alam semesta yang sangat dini. Namun kemudian diprediksi kalau sejumlah galaksi jauh ini tidak berhasil dikenali pada survei tersebut. Survei terbaru dari VLT untuk pertama kalinya berhasil menunjukkan apa yang telah terjadi sebelumnya. Sebagian cahaya Lyman-alfa ternyata terjebak dalam galaksi yang memancarkannya, dan 90% galaksi tidak muncul dalam survei lyman-alfa.

Selama ini para astronom memang menyadari kalau mereka kehilangan sejumlah fraksi galaksi dalam survei lyman-alfa namun jumlah pastinya baru diketahui sekarang. Dan ternyata jumlahnya besar.

Teknik Pengamatan
Dalam survei yang dilakukan untuk mengetahui total luminositas yang hilang, Matthew Hayes dan timnya menggunakan kamera FORS pada VLT dan filter pita sempit yang dibuat khusus untuk mengukur cahaya Lyman-alfa, menurut metodologi survei Lyman-alfa yang standar digunakan. Filter pita sempit merupakan filter optik yang didesain untuk meneruskan cahaya dengan lalu lintas cahaya yang sempit, dipusatkan pada panjang gelombang tertentu.

Selain itu, digunakan juga kamera baru HAWK-I yang dipasang di teleskop VLT lainnya, maka keduanya akan mensurvei area yang sama untuk cahaya yang dipancarkan pada panjang gelombang berbeda, yang juga berasal dari hidrogen yang bersinar dan dikenal sebagai garis H-alfa. Kedua teleskop VLT ini secara spesifik mencari galaksi yang cahayanya telah menjelajah angkasa selama 10 milyar tahun (pergeseran merah 2,2), pada area yang telah dipelajari sebelumnya dan dikenal sebagai bidang selatan-GOODS (GOODS-South).

Pengamatan ini merupakan yang pertama kalinya dilakukan untuk mendapatkan hasil detil dari cahaya yang datang dari hidrogen pada 2 panjang gelombang yang spesifik. Survei ini memang mendalam dan berhasil mengungkap keberadaan galaksi lemah pada epoh awal di alam semesta

Dari hasil pengamatan ini, para astronom bisa menyimpulkan kalau survei tradisional dengan menggunakan Lyman-alfa hanya memperlihatkan sebagian kecil dari total cahaya yang dihasilkan. Hal ini disebabkan oleh foton Lyman-alfa dihancurkan dalam interaksi dengan awan gas dan debu antar bintang. Efek interaksi tersebut pada Lyman-alfa memang sangat signifikan jika dibanding dengan pada cahaya H-alfa. Akibatnya, banyak galaksi dengan proposi hampir 90% jadi tak terlihat oleh survei tersebut.

Jadi pada survei tradisional jika ada 10 galaksi yang tampak, maka di tempat itu kemungkinan memiliki ratusan galaksi.

Metode pengamatan yang berbeda, yang menargetkan cahaya yang dipancarkan pada panjang gelombang berbeda senantiasa memberikan hasil yang berbeda dan juga membawa manusia untuk melihat alam semesta yang baru sebagian bisa dikenali.

Hasil survei ini membawa para astronom mengetahui berapa banyak cahaya yang hilang. Dengan demikian para kosmolog akan dapat membangun gambaran kosmos yang lebih akurat, dan bisa memahami dengan lebih baik lagi seberapa cepat bintang terbentuk pada waktu yang berbeda dalam masa hidup alam semesta.

Sumber : ESO
»»  READMORE >>

Rabu, 11 Mei 2011

Satu Hari Kini Tinggal 23 Jam

Richard Gross, peneliti dari Jet Propulsion Laboratory, NASA menyusun model penghitungan kompleks untuk mengalkulasikan secara teoritis, bagaimana gempa bumi di Jepang, yang merupakan gempa terbesar kelima sejak tahun 1900, memengaruhi rotasi Bumi.

Memanfaatkan data dari United States Geological Survey, hasil perhitungan mengindikasikan adanya perubahan distribusi massa Bumi. Gempa Jepang telah membuat Bumi berputar sedikit lebih cepat, dan memperpendek waktu dalam satu hari hingga 1,8 mikrodetik atau sepersejuta detik.

Kalkulasi yang dibuat juga menunjukkan bahwa poros Bumi bergerak sekitar 17 centimeter ke arah bujur timur. Perubahan poros ini akan membuat pergerakan Bumi sedikit berbeda. Namun itu tidak mempengaruhi posisi Bumi di ruang angkasa karena hanya kekuatan eksternal seperti gravitasi Matahari, Bulan, dan planet-planet yang mampu mengubah itu.

Seputar semakin singkatnya waktu dalam satu hari yang sudah tidak mencapai 24 jam, sebagai gambaran, akibat gempa dengan magnitude 8,8 yang terjadi tahun lalu di Chile, waktu dalam satu hari telah dipangkas sebesar 1,26 mikrodetik dan menggeser poros Bumi sekitar 8 cm.

Padahal, menggunakan kalkulasi serupa yang dilakukan setelah gempa dengan magnitude 9,1 yang menghantam Aceh tahun 2004 lalu, waktu dalam satu hari sudah berkurang sebesar 6,8 mikrodetik akibat bergesernya poros dan bentuk Bumi sekitar 7 cm.

“Rotasi Bumi terus berubah, dan tidak hanya disebabkan oleh gempa, namun juga dipengaruhi oleh faktor lain seperti angin di atmosfer dan arus samudera,” kata Gross, seperti dikutip dari Science Daily, 10 Mei 2011. “Bagaimana gempa memengaruhi rotasi Bumi tergantung pada skala, lokasi, dan bagaimana gempa terjadi,” ucapnya.

Gross menyebutkan, dalam kurun satu tahun, waktu dalam satu hari bisa bertambah dan juga berkurang sekitar satu milidetik atau 550 kali lebih besar dibanding akibat gempa Jepang. Demikian pula dengan lempeng Bumi yang bisa bergeser sekitar 1 meter dalam satu tahun akibat berbagai gempa.

“Secara teori, apapun yang mampu meredistribusi massa Bumi akan mengubah rotasi planet Bumi,” kata Gross. “Namun demikian, perubahan rotasi dan poros Bumi seharusnya tidak memengaruhi kehidupan kita sehari-hari. Perubahan ini sangat alami dan terjadi kapan saja. Orang-orang tidak perlu khawatir,” ucapnya.

Meski telah membuat penghitungan, kalkulasi yang dibuat Gross, baik untuk rotasi dan poros Bumi, hasilnya kemungkinan akan masih berubah dengan munculnya data-data baru yang lebih akurat seputar fenomena yang terjadi di Bumi. (umi)


Source : vivanews.com
sponsored by crystal x
»»  READMORE >>

Minggu, 08 Mei 2011

Asteroid Sebesar Pesawat Melintasi Bumi


INLAH.COM, California - Para astronom menyiapkan alat guna mengamati asteroid raksasa seukuran pesawat. Asteroid ini akan melintasi bumi dengan jarak sangat dekat. Seperti apa?

Space.com melaporkan, sebuah asteroid seukuran pesawat akan melintasi bumi dengan jarak lebih dekat dari bulan. Namun media itu memastikan, asteroid itu tidak berpotensi mengancam Bumi.

"Tak ada bahaya tabrakan saat asteroid 2005 YU55 mencapai jarak terdekat dengan bumi 8 November mendatang,” ungkap para astronom itu.

Jarak terdekat lintasan asteroid ini diperkirakan mencapai 324.604 kilometer dari Bumi, lanjutnya.

Pada titik terdekat itu, para astronom mengaku menjadi bisa mempelajari asteroid tersebut dengan lebih baik.

“Biasanya, obyek angkasa yang melintasi Bumi berjarak cukup jauh. Namun, dengan jarak sedekat ini, perangkat sains di Bumi bisa mengamati dengan baik,” papar ilmuwan Jet Propulsion Laboratory milik NASA Barbara Wilson, di Pasadena, California.

Asteroid 2005 YU55 ditemukan para astronom University of Arizona di Tucson pada 2005.
»»  READMORE >>

Sabtu, 26 Maret 2011

Terdapat Kehudipan di Atmosfer Venus?

Permukaan planet Venus tidak seperti Bumi yang ramah untuk makhluk hidup. Kesempatan untuk hidup di sana bahkan mendekati nol. Namun, menurut sejumlah ilmuwan, beda halnya dengan atmosfer Venus.

Menurut beberapa sumber, kemungkinan bentuk-bentuk kehidupan primitif masih beredar di antara gas-gas yang tercampur di lapisan atmosfer Venus.

Tidak berhenti di situ, para ahli mengatakan rencananya untuk misi lebih lanjut. Mereka akan melakukan semacam misi sampel untuk mengambil setiap potensi "penghuni" yang mungkin bersembunyi di sana. Demikian dilansir Daily Galaxy, Rabu 23 Maret 2011.

Selama bertahun-tahun, beberapa pesawat ruang angkasa mendekati planet tersebut dan menganalisisnya hingga batas tertentu. Namun, mereka tidak tahu banyak tentang Venus seperti halnya Mars. Planet Merah ini dipelajari ilmuwan non-stop dalam beberapa dekade terakhir.

Meski teori-teori muncul dan mulai menunjukkan ada kehidupan di Mars, Venus bisa jadi menyimpan kejutan besar bagi para ilmuwan, khususnya astrobiologist. Namun, misteri itu dinilai cukup mudah dipecahkan. Menurut ilmuwan, cukup dengan mengirimkan balon terbang ke planet itu untuk menangkap kehidupan di atmosfer Venus.

Di permukaan planet Venus, suhu tercatat sangat tinggi. Panasnya bahkan bisa menguapkan raksa dan mengubah timah padat menjadi genangan air. Tingkat tekanannya mencapai 20 kali lipat Bumi, sehingga bisa dipastikan bahan dan struktur kehidupan tidak mungkin ada di planet ini. Jika pun ada, kemungkinan mereka yang bertahan dengan kondisi ini sangatlah minim.

Anehnya, atmosfer Venus justru mirip dengan Bumi. Jaraknya cukup jauh dari permukaan. Awannya bahkan memiliki suhu yang sama, begitu pun tingkat tekanannya. Sejumlah studi, walaupun jumlahnya sedikit, mengatakan bahwa komposisi kimia dari awan ini sangat mirip dengan awan di Bumi sekitar miliaran tahun yang lalu.

Artinya, suasana atmosfer Venus sangat mirip dengan suasana atmosfer Bumi saat terbentuk pertama kali. Atmosfer di Venus dan Bumi sama-sama tidak mengandung asam sulfat. Ini adalah petunjuk yang menjanjikan bagi banyak orang. Bahkan, orang skeptis pun mengakui bahwa ini perlu dieksplorasi lebih lanjut secara rinci.

Terlepas dari banyak temuan yang dianalisis dari Bumi, faktanya ilmuwan merasa perlu untuk mengirim roket jarak jauh untuk mengambil sampel langsung. Hanya dengan cara ini mereka bisa memastikan bahwa kehidupan memang ada atau tidak di permukaan planet tetangga Bumi itu.

Source : vivanews.com
sponsored by crystal x
»»  READMORE >>

Observasi Planet Mars

Mars menyimpan segudang misteri bagi manusia di Bumi. Berbagai observasi dilakukan para ilmuwan untuk menguak misteri, mulai dari kadar materi yang ada sampai dengan makhluk hidup yang ada di sana.

Untuk yang terakhir, rencananya akan direalisasikan akhir tahun ini. Setelah lebih dari empat dekade terakhir manusia mengirim robot ke Mars, kini manusia memasuki babak baru. Manusia akan langsung terjun dengan misi kendaraan penjelajah Curiosity ke planet merah itu.

Sejatinya, Mars sudah diobservasi oleh manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Namun, dengan perspektif yang berbeda-beda. Seiring munculnya teknologi canggih, manusia terus mengubah persepsinya tentang Planet Merah ini dari waktu ke waktu.

Berikut ini adalah rentetan hasil observasi manusia yang dibagi ke dalam lima jaman, yang dikutip VIVAnews.com dari HowItWorksDaily.com, Sabtu 26 Maret 2011:



• Tahun 1.500 SMPermukaan Planet Mars

Pada era ini, Kerajaan Mesir cukup berjaya. Mereka menyebut Mars sebagai "Horus of the Hawk", seorang dewa berkepala elang. Horus dikenal sebagai salah satu dewa tertua dan perannya cukup signifikan dalam agama Mesir Kuno. Ketika itu, manusia mencatat gerak retrograde (kemunduran) Mars, di mana ia bergerak mundur atau menjauh dalam selama mengorbiti Bumi. Manusia masih menganggap Mars sebagai satelit selain bulan.

• Tahun 350 SM

Aristoteles menjadi manusia pertama yang mengatakan bahwa Mars jaraknya lebih jauh daripada jarak bulan ke Bumi, meski Planet Merah itu masih dianggap mengorbiti Bumi, bukan Matahari. Berdasarkan pengamatannya, Aristoteles mencatat bahwa bulan lewat di depan Mars.

• Tahun 1609 M

Di era ini, manusia telah mengenal teleskop. Dengan menggunakan teleskop, Galileo Galilei menjadi manusia pertama yang mengamati Mars langsung secara lebih dekat. Dia mengatakan bahwa Mars mengorbiti Matahari, bukan Bumi. Sayang, persepsinya itu langsung dibantah oleh kaum Vatikan.

• Tahun 1666 M

Seorang astronom bernama Giovanni Cassini coba menghitung berapa panjang satu hari di Mars. Melalui pengamatan teleskopiknya, dia mencatat bahwa ada es di bagian kutubnya, dan bahkan menghitung jaraknya dari Bumi.

• Tahun 1840 M

Wilhelm Beer dan Johann Heinrich Mädler merupakan dua astronom yang mempelajari Mars pertama kali melalui teleskop 3,75 inci, dan berhasil menggambarkan sketsa Mars pertama kali lengkap dengan permukaannya.


Source : vivanews.com
sponsored by crystal x
»»  READMORE >>

Selasa, 22 Maret 2011

Misi Astronot Jepang di Tengah Tsunami

Saat Jepang diguncang gempa 9,0 Skala Richter dan digulung tsunami Jumat 11 Maret 2011, salah satu astronot negeri Matahari Terbit itu sedang menjalani pelatihan untuk misi luar angkasa di Stasiun Luar Angkasa Internasional, Satoshi Furukawa (46).

Kabar terjadinya bencana bagai pukulan berat bagi Satoshi. Ia kehilangan sejumlah kerabat dalam bencana tragis itu. Dadanya juga sesak mengetahui belasan ribu orang tewas, dan puluhan ribu lainnya kehilangan rumah tinggal. Jepang, harus berjuang mengatasi bencana dan membangun kembali.

"Pikiran dan doa kami tertuju pada rakyat Jepang yang menderita akibat gempa besar di Jepang," kata Satoshi Furukawa saat menjalani briefing di pusat pelatihan Johnson Space Center NASA, Houston, Senin 21 Maret 2011, seperti dimuat situs Space.com. "Kami bersama Anda, rakyat Jepang. Dunia beserta Anda."

Bencana dan duka tak membuat niat Furukawa mengangkasa surut. "Saya akan melakukan apapun yang bisa dilakukan dalam sains, untuk mereka yang menderita akibat bencana, untuk rakyat Jepang, untuk seluruh umat manusia."

Furukawa yang mewakili badan antariksa Jepang, Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA) sedang menjalani pelatihan enam bulan untuk misi yang diagendakan 30 Mei 2011. Ia akan bergabung dengan astronot NASA, Mike Fossum dan kosmonot Rusia, Sergei Volkov.

Dua rekannya, Fossum dan Volkov mengaku memahami situasi yang dialami Furukawa. "Kami memberikan ruang lebih luas untuk dia," kata Fossum. "Khususnya di hari-hari pertama paska bencana, ia haus akan berita dari keluarga, kerabat, dan kawan-kawannya."

Furukawa berasal dari Yokohama di Prefektur Kanagawa. Profesinya adalah dokter dan ahli bedah. Ini adalah perjalanan pertamanya ke luar angkasa. Furukawa telah menjalani 12 tahun pelatihan untuk jadi astronot. Ia dan dua rekannya akan mengangkasa menggunakan pesawat Soyuz, Rusia.

Furukawa mengatakan, selain melakukan penelitian, ia berencana akan mengambil banyak gambar Bumi dari luar angkasa, dan membaginya dengan warga dunia melalui akun Twitternya, @Astro_Satoshi.

Selain mempengaruhi jiwa astronot Jepang, gempa dan tsunami juga Jepang memaksa JAXA mengevakuasi Tsukuba Space Center yang berada di wilayah Tsukuba.

Di dalam Pusat antariksa tersebut termasuk ruang kontrol yang merupakan bagian dari Stasiun Luar Angkasa Internasional yang mengawasi laboratorium Kibo milik Jepang juga mengendalikan pesawat tanpa awak yang mengangkut perbekalan ke stasiun itu.

Para petugas berhasil selamat dalam musibah 11 Maret. Namun pusat pengendali mengalami beberapa kerusakan.

Source : vivanews.com
sponsored by crystal x
»»  READMORE >>

Sabtu, 19 Maret 2011

Supermoon Maret 2011



Supermoon atau yang bisa disebut lunar perigee adalah suatu fenomena dimana bulan akan berada pada posisi terdekat dangan bumi, hal ini akan membuat bulan terlihat lebih besar dari biasanya.

Fenomena ini telah terjadi 18 tahun lalu pada tahun 1993, dan akan terulang ditahun ini pada sabtu 19 maret 2011. Jika cuaca malam mendukung dan langit tidak mendung kita bisa melihat bulan yang lain dari biasanya. Tetapi ada beberapa astronom yang mengataken supermoon akan mempengaruhi pola iklim di Bumi yang memunginkan terjadinya bencana alam seperti gempa.

Namun seperti dimuat News.com.au, Jumat 4 Maret 2011 lalu, seorang astronom yaitu Pete Wheeler dari International Centre for Radio Astronomy mengatakan bahwa tak akan ada gempa bumi atau gunung meletus. Kalaupun hal itu terjadi itu sudah takdir.

Pada saat itu memang laut akan mengalami pasang yang lebih tinggi dan surut yang lebih rendah. Karena dimungkinkan ada korelasi antara gempa bumi berskala besar di dekat katulistiwa dan Bulan - kala baru, atau purnama.

Mudah - mudahan saja kita bisa melihat dan menikmati penampakan bulan yang lain ini tanpa terjadi musibah.


sponsored by crystal x
»»  READMORE >>