Minggu, 30 September 2012

Zarrah

Sub Atomic
Tidak ada satupun manusia yang akan dirugikan di hari ketika pengadilan Allah SWT tiba. Karena sesungguhnya Dia akan memasang timbangan yang tepat dan benar. Semua amalan yang telah manusia kerjakan tak ada yang terlewatkan, baik itu berupa kebaikan maupun keburukan. Dan yang paling mencegangkan adalah semua amalan yang telah dikerjakan manusia terdeteksi walaupun amalan itu hanya sebesar biji zarrah.


QS. An-Nisa' (4) : 40.

“Sungguh, Allah tidak akan menzalimi seseorang walaupun sebesar zarrah, dan jika ada kebaikan (sekecil zarrah), niscaya Allah akan melipatgandakan dan memberikan pahala yang besar dari sisi-Nya.”

Pada zaman dahulu, orang-orang memahami sebuah biji zarrah itu sama dengan biji sawi. Namun seiring berjalannya ilmu pengetahuan yaitu ilmu Fisika modern hal tersebut terbantahkan, di dalam ilmu modern sekarang ini biji zarrah lebih kecil dari partikel sub atomik yang ada. Dan sub atomik jutaan kali jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan sebuah biji sawi. Dan Allah pun berjanji untuk tidak melewatkannya.



Ukuran Benda terkecil di dunia mungkin saja bisa dipastikan adalah sebuah biji zarrah karena di dalam Al-Qur'an, Allah SWT. dengan jelas menerangkan perbuatan baik ataupun buruk sebesar zarrah akan mendapat balasan masing-masing.

Seberapa besarkah Biji Zarrah itu ?

Manusia diciptakan untuk menemukan seiring dengan perkembangan IPTEK. Saat ini pun teknologi canggih telah menggunakan satuan ukuran kecil yaitu Nanometer (Nm). Satu (1) Nm = 1/1.000.000 mm lebih mudahnya 1 Nm itu kurang lebih setara dengan 1/50.000 tebal sepotong rambut.

Ilmuwan berhasil memotret biji atom lewat foto kristal. Disebutkan bahwa 1 biji atom tebalnya kurang lebih setara dengan 1/1.000.000 tebal sepotong rambut. Padahal masih banyak benda-benda kecil lainnya dari sebuah atom, seperti neutron, elektron, dsb. Ilmu pengetahuan akan terus berkembang dan mungkin saja ratusan tahun kedepan akan muncul dan ditemukannya benda-benda yang jauh lebih kecil dari sebuah neutron.

Referensi : 
- Ibramuko2.wordpress.com
- Syaamil Al-Qur'an The Miracle
»»  READMORE >>

Sabtu, 31 Desember 2011

Debu Berkilauan di Angkasa

Debu itu butiran kotor yang tidak ada gunanya dan tidak ada tujuannya! Itu kan yang ada dalam benak kita ketika melihat debu dan kemudian membersihkannya? Tapi di ruang angkasa, debu merupakan bahan penting dalam pembentukan bintang.



Astronom sering berbicara tentang bintang sebagai bola gas raksasa, tapi di dalamnya terdapat banyak sekali debu. Sekarang, yuk lihat foto di halaman ini. Foto ini berasal dari sebuah area di ruang angkasa dimana bintang – bintang baru dilahirkan, dan dikenal dengan nama Nebula Carina. Bagian yang berwarna oranye merupakan obyek yang mengisi bagian terbesar di area itu – dan itu semua adalah DEBU!

Tidak seperti partikel gas, debu tidak hanya digunakan sebagai bahan bakar yang memberi tenaga bagi bintang. Tapi tanpa debu, bintang tidak akan lahir. Bintang hanya bisa terbentuk keika materi di area pembentukan bintang cukup rapat. Disinilah butiran-butiran debu memberi kontribusi yang sangat penting dalam membentuk sebuah bintang baru.

Ada beberapa area di Nebula Carina yang cukup rapat untuk membentuk bintang baru dalam beberapa juta tahun ke depan. Dan bintang masif yang ditemukan di Nebula akan dapat membantu mendorong gas dan partikel gas untuk bersatu.

Angin dari bintang masif yang ditemukan itu akan meniup materi untuk berkumpul – seperti dedaunan dan sampah yang tertiup angin di hari yang berangin. Bintang masif juga mengakhir hidupnya dalam ledakan yang sangat kuat yang dikenal sebagai ledakan supernova. Saat terjadi ledakan supernova, materi akan mendapat bantuan untuk segera terkumpul dan bintang baru pun bisa segera terbentuk!

Fakta menarik : Berat gabungan gas dan debu di Nebula Carina berkisar 140000 kali Matahari!

Source : http://langitselatan.com/2011/12/30/debu-yang-berkilau-di-angkasa/ and http://www.unawe.org/kids/unawe1144/


sponsored by crystal x
»»  READMORE >>

Minggu, 20 November 2011

Ledakan Matahari Tak Terjadi di 2012

Banyak orang yang merasa takut solar flare raksasa yang mematikan bisa melemparkan energi yang besar untuk menghancurkan bumi. Terlebih, fakta akurat mengungkap aktivitas matahari saat ini lerengan uapnya berada pada siklus 11 tahun. Dalam kondisi seperti ini, semua orang mempercayai bahwa 2012 merupakan saat bagi lidah matahari atau solar flare itu melemparkan energinya.

Tapi siklus matahari ini telah terjadi selama ribuan tahun. Setiap orang yang telah berumur 11 tahun telah melalui siklus tersebut, dan terbukti tidak merasakan bahaya seperti yang dikhawatirkan. Sebagai tambahan, puncak siklus matahari maksimal diprediksi terjadi pada akhir tahun 2013 atau awal 2014, dan bukan 2012.

Tapi hal terpenting adalah, solar flare terbesar pun tak memiliki cukup kekuatan untuk menghancurkan bumi secara fisik. Ini bukan berarti cuaca luar angkasa tidak berdampak bagi bumi. Meski ledakan panas dari nyala api matahari tidak membawa kerusakan bagi bumi, tapi radiasi elektromagnetik dan partikel energi tentunya dapat merusak.

Lidah matahari secara bertahap dapat mengubah lapisan teratas atmosfer dan menciptakan gangguan sinyal transmisi, seperti satelit GPS bumi yang dapat menyebabkan atmosfer menjadi tidak berfungsi dalam beberapa meter. Fenomena lain dihasilkan oleh aktivitas matahari menciptakan gangguan lebih merusak. Seperti diketahui sebuah ledakan besar di atmosfer matahari (CME), mendorong semburan partikel dan fluktuasi elektromagnetik ke dalam atmosfer bumi.

Flukutuasi ini dapat menyebabkan fluktuasi listrik di tanah yang dapat meniupkan transformator dalam kekuatan jaringan. Ledakan atmosfer matahari juga dapat bertabrakan dengan listrik di satelit dan mengganggu sistem tersebut.



Di dunia yang bergantung pada teknologi seperti saat ini, kerusakan satelit tersebut jelas sangat merugikan. Karena, sebagian besar orang bergantung pada ponsel dan kendali GPS untuk peta dan navigasi pesawat, dan kerusakan satelit itu juga dapat mematikan transaksi keuangan secara online. Jadi, masalah cuaca luar angkasa jelas merupakan hal yang serius.

Problem yang sama juga terjadi saat ada badai. Seseorang dapat melindungi diri setelah mendapat informasi terkini, untuk kemudian melakukan persiapan sebelum kejadian. Selama badai terjadi, pemilik rumah dapat tetap tinggal atau lari dengan mematikan listrik.

Dengan analogi yang sama, ilmuwan di NASA dan NOAA berusaha mendapatkan informasi terkini dengan cepat, untuk memberi peringatan kepada perusahaan listrik, operator luar angkasa, dan pilot pesawat, sebelum sebuah ledakan atmosfer matahari datang ke bumi. Sehingga, antisipasi pun bisa dilakukan.

Meningkatkan kemampuan memprediksi cuaca yang dilakukan beberapa dekade yang lalu merupakan salah satu alasan dilakukannya studi matahari dan cuaca luar angkasa NASA. Kita tidak dapat mengabaikan cuaca luar angkasa, tapi kita dapat mengambil tindakan yang sesuai untuk melindungi diri kita.

Source : vivanews.com
»»  READMORE >>