Sabtu, 26 Maret 2011

Terdapat Kehudipan di Atmosfer Venus?

Permukaan planet Venus tidak seperti Bumi yang ramah untuk makhluk hidup. Kesempatan untuk hidup di sana bahkan mendekati nol. Namun, menurut sejumlah ilmuwan, beda halnya dengan atmosfer Venus.

Menurut beberapa sumber, kemungkinan bentuk-bentuk kehidupan primitif masih beredar di antara gas-gas yang tercampur di lapisan atmosfer Venus.

Tidak berhenti di situ, para ahli mengatakan rencananya untuk misi lebih lanjut. Mereka akan melakukan semacam misi sampel untuk mengambil setiap potensi "penghuni" yang mungkin bersembunyi di sana. Demikian dilansir Daily Galaxy, Rabu 23 Maret 2011.

Selama bertahun-tahun, beberapa pesawat ruang angkasa mendekati planet tersebut dan menganalisisnya hingga batas tertentu. Namun, mereka tidak tahu banyak tentang Venus seperti halnya Mars. Planet Merah ini dipelajari ilmuwan non-stop dalam beberapa dekade terakhir.

Meski teori-teori muncul dan mulai menunjukkan ada kehidupan di Mars, Venus bisa jadi menyimpan kejutan besar bagi para ilmuwan, khususnya astrobiologist. Namun, misteri itu dinilai cukup mudah dipecahkan. Menurut ilmuwan, cukup dengan mengirimkan balon terbang ke planet itu untuk menangkap kehidupan di atmosfer Venus.

Di permukaan planet Venus, suhu tercatat sangat tinggi. Panasnya bahkan bisa menguapkan raksa dan mengubah timah padat menjadi genangan air. Tingkat tekanannya mencapai 20 kali lipat Bumi, sehingga bisa dipastikan bahan dan struktur kehidupan tidak mungkin ada di planet ini. Jika pun ada, kemungkinan mereka yang bertahan dengan kondisi ini sangatlah minim.

Anehnya, atmosfer Venus justru mirip dengan Bumi. Jaraknya cukup jauh dari permukaan. Awannya bahkan memiliki suhu yang sama, begitu pun tingkat tekanannya. Sejumlah studi, walaupun jumlahnya sedikit, mengatakan bahwa komposisi kimia dari awan ini sangat mirip dengan awan di Bumi sekitar miliaran tahun yang lalu.

Artinya, suasana atmosfer Venus sangat mirip dengan suasana atmosfer Bumi saat terbentuk pertama kali. Atmosfer di Venus dan Bumi sama-sama tidak mengandung asam sulfat. Ini adalah petunjuk yang menjanjikan bagi banyak orang. Bahkan, orang skeptis pun mengakui bahwa ini perlu dieksplorasi lebih lanjut secara rinci.

Terlepas dari banyak temuan yang dianalisis dari Bumi, faktanya ilmuwan merasa perlu untuk mengirim roket jarak jauh untuk mengambil sampel langsung. Hanya dengan cara ini mereka bisa memastikan bahwa kehidupan memang ada atau tidak di permukaan planet tetangga Bumi itu.

Source : vivanews.com
sponsored by crystal x
»»  READMORE >>

Observasi Planet Mars

Mars menyimpan segudang misteri bagi manusia di Bumi. Berbagai observasi dilakukan para ilmuwan untuk menguak misteri, mulai dari kadar materi yang ada sampai dengan makhluk hidup yang ada di sana.

Untuk yang terakhir, rencananya akan direalisasikan akhir tahun ini. Setelah lebih dari empat dekade terakhir manusia mengirim robot ke Mars, kini manusia memasuki babak baru. Manusia akan langsung terjun dengan misi kendaraan penjelajah Curiosity ke planet merah itu.

Sejatinya, Mars sudah diobservasi oleh manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Namun, dengan perspektif yang berbeda-beda. Seiring munculnya teknologi canggih, manusia terus mengubah persepsinya tentang Planet Merah ini dari waktu ke waktu.

Berikut ini adalah rentetan hasil observasi manusia yang dibagi ke dalam lima jaman, yang dikutip VIVAnews.com dari HowItWorksDaily.com, Sabtu 26 Maret 2011:



• Tahun 1.500 SMPermukaan Planet Mars

Pada era ini, Kerajaan Mesir cukup berjaya. Mereka menyebut Mars sebagai "Horus of the Hawk", seorang dewa berkepala elang. Horus dikenal sebagai salah satu dewa tertua dan perannya cukup signifikan dalam agama Mesir Kuno. Ketika itu, manusia mencatat gerak retrograde (kemunduran) Mars, di mana ia bergerak mundur atau menjauh dalam selama mengorbiti Bumi. Manusia masih menganggap Mars sebagai satelit selain bulan.

• Tahun 350 SM

Aristoteles menjadi manusia pertama yang mengatakan bahwa Mars jaraknya lebih jauh daripada jarak bulan ke Bumi, meski Planet Merah itu masih dianggap mengorbiti Bumi, bukan Matahari. Berdasarkan pengamatannya, Aristoteles mencatat bahwa bulan lewat di depan Mars.

• Tahun 1609 M

Di era ini, manusia telah mengenal teleskop. Dengan menggunakan teleskop, Galileo Galilei menjadi manusia pertama yang mengamati Mars langsung secara lebih dekat. Dia mengatakan bahwa Mars mengorbiti Matahari, bukan Bumi. Sayang, persepsinya itu langsung dibantah oleh kaum Vatikan.

• Tahun 1666 M

Seorang astronom bernama Giovanni Cassini coba menghitung berapa panjang satu hari di Mars. Melalui pengamatan teleskopiknya, dia mencatat bahwa ada es di bagian kutubnya, dan bahkan menghitung jaraknya dari Bumi.

• Tahun 1840 M

Wilhelm Beer dan Johann Heinrich Mädler merupakan dua astronom yang mempelajari Mars pertama kali melalui teleskop 3,75 inci, dan berhasil menggambarkan sketsa Mars pertama kali lengkap dengan permukaannya.


Source : vivanews.com
sponsored by crystal x
»»  READMORE >>

Selasa, 22 Maret 2011

Misi Astronot Jepang di Tengah Tsunami

Saat Jepang diguncang gempa 9,0 Skala Richter dan digulung tsunami Jumat 11 Maret 2011, salah satu astronot negeri Matahari Terbit itu sedang menjalani pelatihan untuk misi luar angkasa di Stasiun Luar Angkasa Internasional, Satoshi Furukawa (46).

Kabar terjadinya bencana bagai pukulan berat bagi Satoshi. Ia kehilangan sejumlah kerabat dalam bencana tragis itu. Dadanya juga sesak mengetahui belasan ribu orang tewas, dan puluhan ribu lainnya kehilangan rumah tinggal. Jepang, harus berjuang mengatasi bencana dan membangun kembali.

"Pikiran dan doa kami tertuju pada rakyat Jepang yang menderita akibat gempa besar di Jepang," kata Satoshi Furukawa saat menjalani briefing di pusat pelatihan Johnson Space Center NASA, Houston, Senin 21 Maret 2011, seperti dimuat situs Space.com. "Kami bersama Anda, rakyat Jepang. Dunia beserta Anda."

Bencana dan duka tak membuat niat Furukawa mengangkasa surut. "Saya akan melakukan apapun yang bisa dilakukan dalam sains, untuk mereka yang menderita akibat bencana, untuk rakyat Jepang, untuk seluruh umat manusia."

Furukawa yang mewakili badan antariksa Jepang, Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA) sedang menjalani pelatihan enam bulan untuk misi yang diagendakan 30 Mei 2011. Ia akan bergabung dengan astronot NASA, Mike Fossum dan kosmonot Rusia, Sergei Volkov.

Dua rekannya, Fossum dan Volkov mengaku memahami situasi yang dialami Furukawa. "Kami memberikan ruang lebih luas untuk dia," kata Fossum. "Khususnya di hari-hari pertama paska bencana, ia haus akan berita dari keluarga, kerabat, dan kawan-kawannya."

Furukawa berasal dari Yokohama di Prefektur Kanagawa. Profesinya adalah dokter dan ahli bedah. Ini adalah perjalanan pertamanya ke luar angkasa. Furukawa telah menjalani 12 tahun pelatihan untuk jadi astronot. Ia dan dua rekannya akan mengangkasa menggunakan pesawat Soyuz, Rusia.

Furukawa mengatakan, selain melakukan penelitian, ia berencana akan mengambil banyak gambar Bumi dari luar angkasa, dan membaginya dengan warga dunia melalui akun Twitternya, @Astro_Satoshi.

Selain mempengaruhi jiwa astronot Jepang, gempa dan tsunami juga Jepang memaksa JAXA mengevakuasi Tsukuba Space Center yang berada di wilayah Tsukuba.

Di dalam Pusat antariksa tersebut termasuk ruang kontrol yang merupakan bagian dari Stasiun Luar Angkasa Internasional yang mengawasi laboratorium Kibo milik Jepang juga mengendalikan pesawat tanpa awak yang mengangkut perbekalan ke stasiun itu.

Para petugas berhasil selamat dalam musibah 11 Maret. Namun pusat pengendali mengalami beberapa kerusakan.

Source : vivanews.com
sponsored by crystal x
»»  READMORE >>

Sabtu, 19 Maret 2011

Supermoon Maret 2011



Supermoon atau yang bisa disebut lunar perigee adalah suatu fenomena dimana bulan akan berada pada posisi terdekat dangan bumi, hal ini akan membuat bulan terlihat lebih besar dari biasanya.

Fenomena ini telah terjadi 18 tahun lalu pada tahun 1993, dan akan terulang ditahun ini pada sabtu 19 maret 2011. Jika cuaca malam mendukung dan langit tidak mendung kita bisa melihat bulan yang lain dari biasanya. Tetapi ada beberapa astronom yang mengataken supermoon akan mempengaruhi pola iklim di Bumi yang memunginkan terjadinya bencana alam seperti gempa.

Namun seperti dimuat News.com.au, Jumat 4 Maret 2011 lalu, seorang astronom yaitu Pete Wheeler dari International Centre for Radio Astronomy mengatakan bahwa tak akan ada gempa bumi atau gunung meletus. Kalaupun hal itu terjadi itu sudah takdir.

Pada saat itu memang laut akan mengalami pasang yang lebih tinggi dan surut yang lebih rendah. Karena dimungkinkan ada korelasi antara gempa bumi berskala besar di dekat katulistiwa dan Bulan - kala baru, atau purnama.

Mudah - mudahan saja kita bisa melihat dan menikmati penampakan bulan yang lain ini tanpa terjadi musibah.


sponsored by crystal x
»»  READMORE >>